Para Teolog Ramai-Ramai Bantah Prediksi Kiamat David Meade

Internasional / 22 September 2017

Kalangan Sendiri

Para Teolog Ramai-Ramai Bantah Prediksi Kiamat David Meade

Budhi Marpaung Official Writer
4838
Selama beberapa dekade terakhir, beberapa orang Kristen telah menyatakan bahwa mereka mengetahui tanggal dan waktu kedatangan Kristus atau akhir zaman dimana prediksi terkadang didasarkan pada numerologi. Namun, pertengkaran ini harus diabaikan, kata para teolog, dan mereka berpijak pada kesalahpahaman tentang teks Alkitab dan bagaimana waktu bekerja di dalam Alkitab.

Contoh terbaru, menurut Fox News Friday, berasal dari "numerologist Kristen" David Meade yang menafsirkan Lukas 21:25 - diambil bersamaan dengan kejadian baru-baru ini seperti gerhana matahari 21 Agustus 2017 di Amerika Serikat dan Badai Harvey - telah menyebabkan dia menyimpulkan bahwa dunia akan berakhir pada Sabtu ini, 23 September 2017.


(Gerhana Matahari Amerika / Sumber: BBC.com)

Floyd Elmore, profesor teologi biblikal di Southern Evangelical Seminary di Matthews, North Carolina, Amerika Serikat, menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan media Kristen The Christian Post bahwa kepercayaan ini berasal dari sayap tepi kekristenan, yang seringkali diungkap oleh orang-orang yang mengaku sebagai "nabi," dan berpikir bahwa ucapan-ucapan mereka akan memberikan ruang penting bagi mereka di kalangan gereja.

Dari mantan insinyur NASA Edgar C. Whisenant yang terkenal dengan "88 Alasan Mengapa Pengangkatan akan terjadi pada tahun 1988" sampai pengumuman terbaru oleh ahli numerologi Meade, Elmore telah membuat katalog tentang kembalinya Tuhan sejak dia mengajar pada 1970an.

Dalam Markus 13, "Tuhan memberi tanda-tanda umum untuk segala zaman," kata Elmore," dan Ia berkata “Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah." Dia menambahkan bahwa bencana alam yang kemudian disebutkan dalam bagian khusus Injil hanyalah permulaan saja.


(Ilustrasi akhir zaman / Sumber: Google)

Ahli numerologi dan calon nabi "cenderung berfokus pada apa yang mereka anggap sebagai malapetaka dan membuat mereka menandai itu sebagai akhirnya," ujar Elmore.

"Tapi ini adalah tanda-tanda zaman, inilah hal-hal yang akan menjadi karakteristik sepanjang jalan sampai Yesus datang kembali. Ia kemudian memberi kita pertanda nyata bahwa kedatangannya akan segera terjadi," ketika Ia berbicara tentang "datangnya kekejian dari pembinasa di tempat yang seharusnya tidak ada di situ," yang menunjuk kepada anti-Kristus yang menggantikan tempat Tuhan di bait suci dimana seolah-olah dia adalah Tuhan, jelas Elmore.

Menulis di Twitter Jumat lalu, Russell Moore – Presiden dari Ethics & Religious Liberty Commision (ERLC) berpendapat bahwa orang-orang Kristen sudah seharusnya mengakhiri hal-hal tentang tanggal dan waktu akhir zaman (kiamat).

Sementara itu, Wallace Henley, wakil gembala Second Baptist Church di Houston, Texas, percaya bahwa kebingungan besar yang terus memicu spekulasi kiamat adalah kurangnya pemahaman tentang bagaimana waktu bekerja di dalam Alkitab.

Baca Juga: 3 Hal Penting yang Orangtua Perlu Ajarkan Kepada Anak Soal Akhir Zaman

Dalam Alkitab, "waktu tidak bersifat siklis, seperti yang banyak dikatakan oleh agama-agama Timur, namun juga tidak linier seperti yang dikatakan oleh reduksionisme Barat," ungkap Henley kepada CP. "Ini bersifat linear-siklis."

Peristiwa bencana terjadi sepanjang sejarah dan semakin menguat saat kita bergerak menuju akhir dari sejarah, lanjutnya, namun bahkan saat kejadian tersebut semakin meningkat intensitasnya, seharusnya hal itu jangan dianggap sebagai akhirnya.

Kemunculan dan penyebaran tak terduga yang tak ada habisnya dari prediksi tidak alkitabiah ini tidak berlanjut dengan lebih baik mengingat bahwa sekarang kita hidup di zaman internet.

"Kita juga ada di era pemasaran yang luar biasa," tambah Henley, "ketika penerbit mencari sesuatu yang akan memindahkan pasar."

"Sekarang setelah mengatakan itu, saya percaya bahwa ada beberapa murid Alkitab yang sangat serius dan berkomitmen telah sampai pada kesimpulan tersebut. Saya pikir mereka keliru membaca Alkitab ketika mereka melakukan hal itu sama seperti saya akan mengatakan bahwa seseorang yang menyangkal keilahian Yesus, salah membaca Alkitab," pungkas Henley.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami